Sabtu, 10 Maret 2018

Pertama kali ke SpOG! dr. Nana Agustina, SpOG

Hello girls, calon mamak, ataupun mamak mamak!

Kali ini aku mau share pengalaman pertama kalinya ke SpOG , siapa tau berguna buat kalian yang lagi cari referensi dokter kandungan. Karena nyari dokter itu kayak jodoh juga, cocok cocokan di hati, hihi. Selama aku hidup 26 taun , emang belom pernah ke SpoG. Ya karena stigma di lingkungan kita kalau ga sakit  ngapain ke dokter. Tapi sekarang karena statusnya udah menikah, jadi lebih aware gitu lah  meskipun belom hamil (doakan yaaaaaah, aamiin).

Tujuan orang mendatangi seorang SpoG nih macem - macem, mulai dari keluhan seputar haid, mau program kehamilan, sampai dengan pemeriksaan rutin kehamilan. Aku? ada di tujuan pertama. Semenjak menikah, sebelum siklus haid yang seharusnya dateng, selalu muncul flek - bercak darah selama 2 sampai 3 hari. Karena takut kepikiran kenapa napa, akhirnya kemarin aku memutuskan untuk memeriksakan diri.

Pilihanku jatuh di RSIA Evasari, Rawasari, karena memang dekat dengan kantor dan kosanku sekarang. Sebelum kesana, aku sempet browsing dulu di web untuk jadwal praktik dokter spesialis kandungan. Jadwal yang cocok adalah pas hari libur kerja, jadi aku nyari dokter yang berpraktik di hari Sabtu ini. Kategori berikutnya adalah, aku memilih dokter perempuan, karena apa? Ya ga kebayang aja kalau dokternya laki-laki terus diliat - liat bagian kemaluan kita, duuh risih kan yaa. Selain itu juga pak suami ga mengijinkan juga, hehe. Setelah liat-liat, eeh nemu dokter Nana Agustina, berhijab juga jadi lebih mantap pilihannya nih. Terus aku telfon sehari sebelumnya, dan dapet urutan nomor 5.

Besoknya, aku dateng kepagian dan jadi pasien yang dateng pertama kali. Menurutku petugas dan perawat disana ramah-ramah banget. Karena aku pertama kali kesana untuk periksa dokter spesialis jadi banyak nanya-nanya. Pas di ruang tunggu, pemandangan yang aku liat adalah banyak ibu-ibu hamil yang dianter suaminya, bahkan sama ibunya. Somehow bikin baper sih, karena aku datengnya sendirian, haha. Salah satu ga enaknya LDM an yaaaa gini, ada yang senasib kah? hehe.

Namaku dipanggil oleh suster, kemudian ditimbang berat badannya dan tensi tekanan darah. Kemudian aku menunggu lagi untuk nantinya dipanggil ke ruangan dokter. Aku masuk ruangan diantar oleh suster, kemudian ketemu lah dengan dokter Nana. First impression, cantik, keibuan gitu, suaranya alus. Terus ditanya keluhannya apa, dan aku ceritakan. Ditanya kapan nikahnya, haid terakhir, kebetulan aku sedang haid hari kedua saat itu. Oke di USG yaa, gitu kata dokternya. Tanpa menjelaskan ini itu.

Aku masuk ke ruangan yang ada tempat tidurnya.dan kursi gitu. Cuman ga sempet mendokumentasikan karena sendirian, hehe. Oyaa, kalau bisa pake rok aja yaa pas mau ke SpoG, jadi ga ribet kayak aku kemarin pake celana, haha maklum pengalaman pertama. Kalo orang awam bilang, ini di USG dalem, atau bahasa kerennya USG transvaginal. Dokter Nana mulai memasukkan alat yang bentuknya mirip alat kemaluan pria, yang dibungkus alat kontrasepsi. Deg-deg an cuuuuy! haha. Sama dokternya disuruh rileks aja gitu. Kemudian muncul tuh ovariumku di layar, kata dokter semuanya bagus kanan dan kirinya, Alhamdulillah. Terus rahimku juga baik kondisinya. Setelah itu, pemeriksaan berlanjut di kursi. Jadi kakiku diangkat gitu. Terus kutanya, ini diperiksa apanya dok? dicek serviksnya. Udah gitu doang. Dokter ngasih resep vitamin dan asam folat gitu. Disuruh balik lagi minggu depan setelah selesai haid buat pemeriksaan papsmear. Oya, buat pasien baru dapet buku gitu yang nantinya semua riwayat pemeriksaan dan tindakan dicatet di sini.



Kalau ditanya kesan tentang dokter Nana gimana? 
Dokter Nana bukan tipikal profesor atau dosen kamu yang menjelaskan dari A sampai Z secara panjang kali lebar kali tinggi dibagi tiga. Ngomong seperlunya, kalau kita nanya baru jawab itupun singkat dan padat. Buat aku dengan pengalaman pertama yah bingung apa aja yang ditanyakan, meskipun udah bikin list pertanyaan. Tapi karena sikapnya ga sesuai sama ekspetasiku, yah udah agak males sebenernya mau nanya-nanya lagi. Dan aku emang paling bingung gimana caranya ngadepin orang yang ketika kita nanya , terus dijawab seadanya. Kesannya ga excited gitu beliau, dan buru-buru, padahal aku pasien pertama dan setelahku belum dateng pasien lain loh. Selama pemeriksaan USG, digerakinnya cepet banget tanpa menjelaskan apapun. Untukku orang awam, tentu aja ga paham sama sekali, iyain aja dan alhamdulillah karena semuanya normal. 


Mungkin nanti untuk pemeriksaan berikutnya apalagi kalau aku hamil (aamiin), aku akan memilih dokter lainnya. Tapi semuanya balik lagi ke pribadi masing-masing yah. Mungkin kamu cocok denga tipikal dokter seperti ini, jadi kesannya malah gak digurui dan gak sok akrab dengan kehidupan kita. Kalau aku pribadi, lebih milih dokter yang bawel, hahah. Semoga tulisan ini bisa menjadi salah satu pertimbangan kalian yang lagi mencari dokter kandungan khususnya di Jakarta . XOXO










Rabu, 07 Maret 2018

Long-Distance Marriage . Manis Asem Asin :3

Dari LDR berubah status menjadi ...... LDM .
Ya, hanya berubah satu huruf , Relationship menjadi Marriage.

Sebenernya hubungan jarak jauh bukan makanan baru. Hampir 3 taun menjalani hubungan dengan masku-yang-sekarang-jadi-suami. Pacaran mulai dari jaman kuliah, menyusun skripsi bebarengan, nungguin pas sidang akhir sampai wisudaan. Bahkan acara kencan kita pun selalu muterin job fair, hahah. Dan Alhamdulillah masing-masing kami mendapatkan pekerjaan pertama kali nya setelah lulus kuliah. Aku harus bekerja di Jakarta, dan masku-yang-sekarang-jadi-suami juga bekerja di kota wali, Demak. Pas jaman pacaran, palingan aku pulang sebulan sekali, bahkan kadang pernah dua bulan sekali. Dulu mau gak ketemu berapa bulan juga biasa aja sih, karena intensitas ketemu paling hitungan jam, makan bareng, jalan, nonton. Lah meniki sampun menikah pripun? :)

Kurang lebih hampir 4 bulan kami menjalani peran sebagai suami istri yang berjauhan, pasti lebih banyak kisah pasangan yang hebat di luar sana dibandingkan aku.  Manis asam asin sih rasanya. Abis nikah pas bulan pertama, kedua, hawanya baper, mewek mulu, haha. Untungnya mas suami adalah orang yang selalu menenangkan dan menguatkanku. Sering liat status teman-teman yang senasib, pada galau sama suami atau istrinya yang jauh, sampe posting screenshoot percakapan mereka gitu *sebenernya sama sih yang aku rasakan, sok kuat aja diluar tapi hati mudah berantakan. Tapi percayalah, tiap kejadian dalam hidup udah diskenario dengan rapih oleh Allah.

Kalo kata pepatah jawa kuno, urip iku sawang sinawang. Hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat. Jadi timbul lah perbandingan tentang apa yang terlihat oleh orang luar, contoh: liat temen bisa melayani, membuat masakan tiap hati buat suaminya, bahagia banget ngeliatnya , hehe. Yang agak melow kalo orang-orang bilang, pengantin baru udah pisah aja? kok jauh-jauhan sih? suaminya ditinggal? kasian suaminya dan bla bla. Aku pun biasa menjawab hehe minta doanya aja ya. Jadi semua itu hanya butuh waktu. Bersabarlah dengan jarak dan waktu. Aku pun sedang berproses untuk berdamai dengan kondisi saat ini. Percayalah, tidak ada LDM yang abadi, kelak kita akan bertemu setiap hari dan meng-alay bersama, mas cuamiik :) 





Rabu, 03 Januari 2018

#WeddingStory - Review Sanggar Rias Pengantin Suryo Pandhito Semarang

Hello calon pengantin :)
Salah satu aspek terpenting dalam persiapan pernikahan adalah pemilihan MUA atau sanggar rias pengantin. Yaa kan sekali seumur hidup pasti semua cewek pengen jadi yang tercantik di hari bahagia nya. Untuk wilayah Semarang udah banyaaaaak banget pilihan MUA pengantin, mulai dari yang senior (biasanya punya sebutan dukun manten) sampai para junior pendatang baru.

Kenapa milih Suryo Pandhito?
Ngeliat langsung hasil riasan dari temanku. Riasannya alus, rapi, clean and smooth gitu lah dan enggak mengubah karakter wajah asli si pengantin wanita. Kalau ini tentang selera sih yaa, karena aku ga suka hasil make up yang mengubah total wajah pengantin malah jadi kelihatan orang lain bukan jadi dirimu sendiri. Pasti pernah denger kan, wah pengantinnya manglingi yah. Manglingi biasanya merujuk ke hasil riasan si pengantin wanita sehingga dia mempesona saat hari pernikahannya. Jadi bagiku, manglingi bukan berarti mengubah wajah yah, tapi hasil riasan yang bisa menonjolkan kelebihan dan mengeluarkan aura si pengantin wanita.


Profil dan Alamat Suryo Pandhito

Nah kalau pengen liat hasil riasannya, bisa nih kepo lewat instagram, suryo_pandhito_mua. Aku langsung menghubungi contact person yang tertera di profil instagram dan ngobrol sama mas Kris (pihak management dan marketingnya gitu). Untuk alamatnya , ada di Jalan Karang Rejo Raya No 265 Jatingaleh Semarang. Patokannya nih, gang jalannya persis di sebelah kantor PLN wilayah Jateng. Sanggar nya ada di sebelah kiri jalan, rumah cat hijau muda. Pendirinya adalah Bu Yusida Setyowati, beliau sekaligus MUA alias periasnya. By the way, pas pertama kali ketemu Bu Yus, cantiiiik banget ibuknya hehe. Masih muda dan alus banget tutur katanya.

Ada beberapa paket rias pengantin yang disediakan. Mulai dari paket rias pengantin tradisional Jawa Jogja, Jawa Solo, Sunda siger, sampai model rias modern, muslim modifikasi. Oh iya, sanggar ini juga menyediakan paket lengkap dengan baju pengantinnya. Kami memilih tema muslim Solo (tanpa paes) untuk akad nikah, dan muslim paes Solo untuk resepsi. Karena akad dan resepsi diselenggarakan di hari yang berbeda, maka harganya pun berbeda juga sih, hehe. Kalau mau lebih irit nih, mendingan dijadikan langsung satu hari aja :)\




Berikut pricelist untuk paket rias pernikahan kami, yang diadakan pada bulan November 2017 

Paket solo putri paes hijab (12,5 juta rupiah) , terdiri dari:
Rias dan busana untuk calon pengantin
Rias dan busana untuk orang tua dan besan
Rias dan busana untuk petugas buku tamu (4 orang)
Rias untuk among tamu, untuk ibu hanya rias, untuk bapak disediakan busana beskap lengkap (5 orang)

Paket solo putri muslim /  hijab (5,5 juta rupiah) , terdiri dari:
Rias dan busana untuk calon pengantin
Rias dan busana untuk orang tua dan besan

Setelah berjodoh dan nego, akhirnya dikasih bonus rias saudara perempuan (4 orang dari aku dan calon suamiku), lumayan lah yaa hihi. Kalau pernikahanmu pake adat Jawa pasti ada prosesi-prosesi adat nya gitu, nah kalau ga kepengen ribet, pihak sanggar menyediakan sesajen dan segala keperluan ubo rampe nya dengan tambahan sekitar 700 ribu Rupiah.

Akad Nikah
Akad nikah berlangsung jam 10 pagi. Dan baru kali ini tukang rias yang ngebangunin calon mantennya, hahah. Jadi Bu Yus dateng ke rumah jam 4 pagi looh. Padahal rencana mulai rias jam 6 pagi. Eh ternyata aku baru tau kalau di hari itu Bu Yus ngambil double job, jadi habis ngerias ditempatku, beliau langsung cabut ke tempat selanjutnya. Tapi beliau balik lagi ke acara akadku untuk memandu prosesi panggih manten.

Ini hasil riasan dari Bu Yusida, aku emang minta make up yang soft, karena acara akad nikahnya juga sederhana aja di rumah.

Make up Akad - Solo Hijab tanpa paes


Resepsi gedung

Lanjut membahas baju dan rias di resepsi. Tema nya adalah pengantin tradisional, dengan busana Jawa - Solo, nuansa merah maron. Untuk make up nya, aku tetap pengen ber- paes tapi berhijab. Dan... aku suka banget make up nya . Make up nya lebih bold dan glamour karena resepsi diadakan di gedung pas malem hari. Nah bagian paes hijabnya nih yang bikin was-was, tapi ternyata hasilnya rapi banget.


Solo Paes Hijab